Waktu Solat

Sign up for OKPAY and start accepting payments instantly.
Instaforex

Forex Analysis

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

TRADING

GBPUSD

Chart GBPUSDF(M30)

Signal Forex

Powered by GainScope.com - Forex

Testimonial Trading Gold

Email yang saya terima dari seorang sahabat yang menggunakan Robot Gold yang saya programkan.  Terima kasih atas kerpercayaan tuan selama ini.





No comments:

Assalamualaikum, Seperti yang telah diajar oleh junjungan mulia Rasulullah SAW, sembilan per sepuluh rezeki itu datangnya dari perniagaan. Forex merupakan satu daripada cabang perniagaan yang boleh diceburi dan yakinlah perniagaan forex ini adalah HALAL! Namun begitu ada beberapa syarat yang perlu dipatuhi oleh TRADER supaya tidak terjerumus dalam perniagaan RIBA'.
SYARAT-SYARAT FOREX YANG DIBENARKAN

Benar, memang FOREX matawang adalah diharuskan, tetapi keharusannya tertakluk kepada sejauh mana ia menurut garis panduan yang dikeluarkan dari hadith Nabi yang sohih. Iaitu :-

Dalam menukar wang dengan wang, Nabi telah menyebut garis panduan yang mesti dipatuhi iaitu : Ditukar (serah dan terima) dalam waktu yang sama ia disebut dalam hadis sebagai "yadan bi yadin". Dalam bahasa Inggerisnya adalah "on the spot basis". Ia datang dari hadis :'

الذهب بالذهب , والفضة بالفضة , والبر بالبر , والشعير بالشعير , والتمر بالتمر , والملح بالملح , مثلاً بمثل , سواء بسواء , يداً بيد , فإذا اختلفت هذه الأصناف فبيعوا كيف شئتم

Ertinya : Emas dengan Emas ( ditukar atau diniagakan) , perak dengan perak, gandum dengan gandum, tamar dengan tamar, garam dengan garam mestilah sama timbangan dan sukatannya, dan ditukar secara terus ( pada satu masa) dan sekiranya berlainan jenis, maka berjual-belilah kamu sebagaimana yang disukai" ( Riwayat Muslim, no 4039 no hadith , 11/9 ) .


FOREX dalam matawang yang tidak menjaga syarat ini akan menjadi Riba Nasiah. Ini kerana kebanyakan FOREX yang dijalankan oleh institusi Konvensional adalah ‘Forward FOREX' atau Forex yang menggunakan ‘Value forward' ( nilai masa hadapan) yang mempunyai tergolong dalam Riba Nasiah. Forex yang menggunakan nilai ‘Forward' ini sememangnya diketahui mampu menghasilkan untung yang lebih berbanding spot dalam kebanyakan keadaan jika tepat penggunaannya.

Mestilah terdapat serah terima atau disebut "qabadh" dalam Islam secara benar "hakiki" atau "hukmi" pada waktu yang sama.​​​​​


Sedikit dari Banyaknya Bukti Kekayaan Sahabat

Kekayaan Umar bin Khattab ra
• Mewariskan 70.000 properti (ladang pertanian) seharga @ 160juta (total Rp 11,2 Triliun)

• Cash flow per bulan dari properti = 70.000 x 40 jt = 2,8 Triliun/ tahun atau 233 Miliar/bulan.
• Simpanan = hutang dalam bentuk cash

Kekayaan Utsman bin ‘Affan ra
• Simpanan uang = 151 ribu dinar plus seribu dirham
• Mewariskan properti sepanjang wilayah Aris dan Khaibar
• Beberapa sumur senilai 200 ribu dinar (Rp 240 M)

Kekayaan Zubair bin Awwam ra
• 50 ribu dinar
• 1000 ekor kuda perang
• 1000 orang budak

Kekayaan Amr bin Al-Ash ra
• 300 ribu dinar

Kekayaan Abdurrahman bin Auf ra
• Melebihi seluruh kekayaan sahabat!!
• Dalam satu kali duduk, pada masa Rasulullah SAW, Abdurrahman bin Auf berinfaq sebesar 64 Milyar (40 ribu dinar)

Bukan hanya sahabat utama yang kaya, namun juga rakyatnya hidup berkecukupan

Pada masa Umar bin Khattab ra (10 tahun bertugas),
• Mu’adz bin Jabal menuturkan di Yaman sampai kesulitan menemukan seorang miskin pun yang layak diberi zakat (Al-Amwal, hal 596)
• Mampu menggaji guru di Madinah masing-masing 15 dinar atau +/- 18 juta/bulan (Ash-Shinnawi, 2006)

Pada masa Umar bin Abdul Azis ra (3 tahun bertugas)
• Yahya bin Sa’id (petugas zakat) berkata, “Ketika hendak membagikan zakat, saya tidak menjumpai seorang miskin pun. Umar bin Abdul Azis telah menjadikan setiap individu rakyat pada waktu itu berkecukupan”. (Ibnu Abdil Hakam, siroh Umar bin Abdul Azis, hal 59)
• Surat Gubernur Bashrah, “Semua rakyat hidup sejahtera sampai saya sendiri khawatir mereka akan menjadi takabbur dan sombong.” (Al-Amwal, hal 256)

Anda juga bisa kaya seperti mereka, karena sumber kekayaan kita -umat Islam- telah ada, hanya tinggal digali!

Assalamu 'alaikum Wr Wb
Ba'da tahmid was sholawat

Saudaraku seiman..

Menjadi kaya raya adalah impian semua orang. Sifat Allah Ar-Rozzaq (Maha Memberi Rizqi), Al-Ghoniy (Maha Kaya) dan Al-Mughniy (Maha Pemberi Kekayaan) yang ditanamkan kepada manusia menjadikan manusia ingin menguasai kekayaan. Namun cara manusia mencapainya memiliki spektrum yang amat panjang. Mulai cara yang halal sampai yang menjurus kepada kesyirikan.

Pada zaman keemasan Islam (khoirul qurun), para sahabat Rasulullah SAW menguasai kekayaan dengan motivasi terbaik mereka, mengabdi kepada Allah. Dan tentu saja, rizqi yang mereka terima, hanya yang halal saja. Ciri mereka ada pada keteguhan dan kerja keras dalam berproduksi, namun sangat hemat dalam konsumsi. Inilah zuhud yang benar. Bukan dengan ber-miskin ria lalu melegitimasi kemalasannya dengan baju zuhud.

Dalam sejarah tercatat, Umar bin Khattab RA ketika wafat meninggalkan ladang pertanian sebanyak 70.000 ladang, yang rata-rata harga ladangnya sebesar Rp 160 juta (perkiraan konversi ke dalam rupiah). Itu berarti, Umar meninggalkan warisan sebanyak Rp 11,2 Triliun. Setiap tahun, rata-rata ladang pertanian saat itu menghasilkan Rp 40 juta,

"Berarti Umar ra mendapatkan passive income sebanyak Rp 2,8 Triliun setiap tahun, atau 233 Miliar sebulan!".
(Fikih Ekonomi Umar ra, penerbit Khalifa, hal. 47 & 99, konversi pada saat harga dinar Rp 1,2 juta)

Subhanallah...

Umar ra dalam anjurannya untuk berproduksi, berkata: "Aku wajibkan kepada kalian tiga bepergian, yaitu: Haji dan umroh, Jihad dan usaha untuk mencari rizqi" (idem, hal 48).

Bahkan beliau juga berkata, "Tidaklah Allah menciptakan kematian yang aku meninggal dengannya setelah terbunuh dalam jihad yang lebih aku cintai daripada aku meninggal di antara kedua kaki untaku ketika berjalan di muka bumi, dalam mencari sebagian karunia Allah" (idem, hal 42)

Masih banyak atsar Umar ra yang lain, yang menganjurkan para sahabat untuk gemar berproduksi. Namun coba kita lihat betapa Umar ra menganggap dirinya bermewahan jika makan lebih dari dua lauk dalam satu hidangan... kehidupan konsumsi yang sangat kontras dengan produksinya.

Dengan prinsip kekayaan seperti inilah akhirnya para sahabat mampu mencetak para konglomerat muslim, seperti Abdurrahman bin 'Auf, Utsman bin Affan, Amru bin Ash, Muawiyyah dan sahabat yang lain yang telah meraih kekayaan sejatinya.

Lalu, dimana benang merahnya? dimana sumber kekayaan itu sebenarnya? bagaimana umat Islam masa kini bisa seperti mereka?